Bacaan Doa Melihat Ka’bah: Meraih Kemuliaan dan Pahala di Dekat Baitullah
Beribadah dan berkunjung ke Masjidil Haram serta melihat Ka’bah adalah impian setiap umat muslim. Sebagai tempat suci yang paling penting dalam agama Islam, Ka’bah menjadi pusat ibadah dan doa bagi umat Islam selama lebih dari 1.400 tahun. Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang doa melihat Ka’bah, atau bacaan doa yang dilafalkan ketika melihat Ka’bah, serta keutamaan dan pahala yang dapat diraih saat berada di sekitar Baitullah.
Keutamaan Ka’bah dalam Agama Islam
Ka’bah adalah bangunan berbentuk kubus yang terletak di tengah-tengah Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi. Sejak zaman Nabi Ibrahim, Ka’bah dianggap sebagai tempat suci dan digunakan sebagai tempat ibadah oleh umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad saw. Setiap tahun, jutaan umat Muslim dari seluruh dunia berhaji dan umroh di Ka’bah.
Selain itu, Ka’bah juga memiliki keutamaan bagi umat muslim yang beribadah di sekitarnya. Sebuah riwayat hadits menyebutkan bahwa Allah menurunkan 120 rahmat setiap hari dan malam di Baitullah ini. 60 rahmat untuk orang yang melakukan tawaf, 40 rahmat bagi orang yang mendirikan shalat, dan 20 rahmat bagi orang yang memandang ke arah Ka’bah.
Mendapatkan Pahala dan Rahmat di Dekat Ka’bah
Mendirikan sholat di Masjidil Haram yang mengelilingi bangunan Ka’bah bernilai pahala ratusan ribu kali lipat dibandingkan sholat di masjid lain dimanapun. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahhu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa shalat di Masjidil Haram bernilai 100.000 kali lipat dibanding shalat di Masjid Nabawi.
Hal yang lebih menakjubkan adalah hanya dengan memandang atau melihat Ka’bah, seseorang dapat meraih rahmat Allah Subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu memperbanyak dzikir dan membaca doa ketika melihat Ka’bah.
Doa Ketika Melihat Ka’bah
Membaca doa ketika melihat Ka’bah sebenarnya tidak termasuk dalam tata cara haji dan umroh. Namun, beberapa ulama menganjurkan membaca doa ketika melihat Ka’bah sebagai bentuk penghormatan kepada tempat suci tersebut.
Doa yang sebaiknya dibaca ketika melihat Ka’bah adalah sebagai berikut:
“Allahumma zid hâdzal baita tasyrîfan wa ta’dzîman wa takrîman wa mahâbatan wa zid man syarafahu wa karamahu mim man hajjahu awi’tamarahu tasyrîfan watakrîman wata’dzhîman wabirran.”
Artinya : “Ya Allah, tambahkan lah kemuliaan, kehormatan, keagungan dan kehebatan pada Baitullah ini dan tambahkanlah pula pada orang-orang yang memuliakan, menghormati dan mengagungkannya diantara mereka yang berhaji atau yang berumroh padanya dengan kemuliaan, kehormatan, kebesaran dan kebaikan).”
Kesimpulannya, meskipun tidak ada hadis yang sahih tentang doa ketika melihat Ka’bah. Namun kita sebaiknya selalu berdoa ketika melihat bangunan suci ini. Kita bisa meminta keberkahan, keberlimpahan, dan keselamatan dari Allah SWT dengan doa yang diajarkan dalam agama Islam.
Dalil atau Hadits Tentang Doa Saat Melihat Ka’bah
Ka’bah merupakan salah satu simbol kebesaran Islam yang menjadi kiblat umat Muslim dalam melaksanakan shalat. Ketika seseorang melihat Ka’bah, ada beberapa riwayat hadits doa yang beredar dalam masyarakat yang menyebutkan bahwa ada doa yang harus dilafalkan. Namun, apakah riwayat hadits doa ini benar-benar sahih dan bisa dijadikan rujukan?
Ketika melihat Ka’bah, banyak orang yang merasa terharu dan ingin mengucapkan doa. Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk selalu meminta perlindungan dan berdoa kepada Allah dalam segala hal. Namun, ada beberapa riwayat hadits mengenai doa saat memandang Ka’bah yang menjadi perdebatan di kalangan ulama.
Riwayat dari Makhul
Riwayat yang dikutip dari Makhul tentang doa saat kita memandang Ka’bah dianggap dhaif oleh para ulama. Hal ini karena Makhul adalah seorang tabi’in dan tidak memiliki jalur sanad yang sah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, salah satu perawi di bawah Makhul, Abu Said as-Syami, dianggap sebagai seseorang yang tidak dapat dipercaya oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam komentarnya.
Riwayat dari Ibnu Juraij
Riwayat ini yang disebutkan oleh as-Syafii dalam musnadnya dari Said bin Salim, dari Ibnu Juraij tidak bisa dijadikan dalil. Hal ini dikarenakan Ibnu Juraij termasuk tabi’in Junior. Dan riwayatnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk riwayat Mu’dhal (ada 2 generasi perawi yang hilang). Hadis mu’dhal tidak valid sebagai dalil dalam hukum syariah.
Tidak ada dalil pasti mengenai doa ketika melihat Ka’bah
Meski tidak ada dalil yang pasti mengenai doa ketika melihat Ka’bah, namun doa ini tetap boleh digunakan karena memiliki kebaikan di dalamnya. Pada dasarnya, setiap doa yang memuji nama Allah dan meminta kebaikan adalah baik untuk dilakukan.
Apa yang disarankan oleh Imam Syafi’i?
Imam Syafi’i mengatakan bahwa mengangkat tangan ketika melihat Ka’bah bukanlah suatu hal yang makruh atau sunnah. Namun, doa ini tidak dapat dijadikan sebagai dalil. Oleh karena itu, doa ketika memandang Ka’bah tetap bisa dilafalkan namun tidak bisa ditetapkan sebagai doa yang didasarkan pada dalil.
Kesimpulan
Dalam riwayat hadits doa pada saat kita memandang Ka’bah, terdapat beberapa riwayat yang diklasifikasikan sebagai dhaif oleh para ulama. Hal ini membuat beberapa orang ragu untuk menggunakan doa tersebut.
Namun, tidak ada dalil pasti yang melarang atau mensunnahkan pengucapan doa ketika memandang Ka’bah. Oleh karena itu, setiap doa yang memuji nama Allah dan meminta kebaikan tetap dapat dilakukan, meskipun tidak ditetapkan sebagai doa yang didasarkan pada dalil.
Sehingga perlu ditegaskan kembali, bahwasanya doa melihat Ka’bah bukanlan doa yang berlandaskan sunnah Nabi ﷺ. Di sisi lain, Imam Syafi’i mengatakan bahwa mengangkat tangan ketika melihat Ka’bah bukanlah suatu hal yang makruh atau sunnah.